topbella

Selasa, 23 September 2014

Untaian kata part 4

     Aku tahu engkau pasti mengetahui betapa hancurnya hatiku. Aku sakit hati akan perlakuanmu yang membawaku terbang lalu menjatuhkanku ke dasar jurang. Aku tak mengerti kenapa engkau memberikanku mimpi indah namun kenyataannya tak seindah mimpi. Aku sadar kalau cintaku tak pernah terbalas olehmu.
     Dulu aku tak pernah menduga jika kamu memberiku sebuah harapan palsu. Senyuman yang selalu mengembang diwajahmu seolah selalu memikat hati. Sungguh aku sakit hati akan perlakuanmu itu terhadapku. Kini aku sendiri lagi dan bersahabat lagi dengan sepi. Dimana cintamu yang selama ini untukku? Cinta yang selalu membuatku bahagia ketika aku disampingmu.

Goresan pena part 1

     Kini kita memang sudah tak seperti dulu lagi. Tak ada lagi canda tawa yang mengiringi hari-hari indah kita. Namun aku tak bisa untuk melupakanmu meskipun kau tidak bersamaku lagi. Aku juga tak bisa untuk hidup tanpamu. Karna aku sudah terbiasa denganmu.
     Aku dan kamu. Iyaa itulah doa yang selalu ku panjatkan kepada Allah. Bagaimana nasib cintaku ini? Jujur hatiku masih hidup di ragamu. Aku juga masih menganggapmu sebagai pasanganku seperti dahulu kala. 
     Namun kini kamu telah menemukan cinta baru. Cinta yang jauh lebih membahagiakan dibanding cintaku. Aku tak bisa melakukan apa-apa. Aku hanya bisa menerimanya dan melanjutkan hidup tanpa kehadiranmu, tanpa cintamu, tanpa semangat darimu.

My Quotes

     Aku begitu tak mengerti kenapa engkau begitu terindah di hidupku. Tak pernah pula aku sadari ternyata engkau telah mengisi hatiku yang sebelumnya kosong tak berpenghuni. Baru ku sadari setelah semuanya terlambat untukku. Tak akan pernah aku lupakan semua rasa yang pernah engkau berikan untukku.
     Kau memberiku sebuah kesempatan untuk mengisi hari-hari di dalam hidupamu. Dan kau memberikanku satu pengertian bahwa cinta tak harus memiliki. Aku tahu semua ini terlambat dan aku tak akan pernah bisa mempunyai kesempatan kedua. Tapi satu hal yang perlu engkau tau, di dalam hatiku cuma ada kamu dan tak ada niat bagiku untuk menggantikanmu dengan yang lain.

My boloved parents

     Tanggal 5 Juni 1997 sekitar pukul 00.00 aku dilahirkan dari rahim seorang wanita yang ku panggil Ibu. Kata ibu, saat aku akan dilahirkan tubuhku terlilit oleh usus (kalung usus). Dan dengan bantuan tenaga medis akhirnya aku bisa dilahirkan ibuku dengan selamat. Kemudian oleh seorang suster aku dibersihkan dari darah ibuku. Lalu aku digendong oleh sosok lelaki tampan yang mengumandangkan adzan di telingaku. Ku panggil lelaki tampan itu bapak.
     Aku bersyukur telah terlahir didunia ini dengan keadaan yang sehat tanpa ada kekurangan. Waktu itu seluruh keluargaku sangat senang dengan kehadiranku. Akupun menyambut mereka dengan tangisan kencang yang membuat keluargaku terharu melihat keadaanku. Lambat laun aku semakin besar hingga kini aku duduk dibangku SMA tepatnya kelas XII.
     Menginjak usiaku yang tak kanak-kanak lagi, bapak dan ibu mendidik aku dengan sebagaimana mestinya. Mereka tak menginginkanku jatuh dilubang hitam. Mereka selalu mendoakanku agar aku menjadi anak yang sholehah dan bisa menjadi kebanggaan bagi mereka. Aku pun tak ingin mengecewakannya. Aku ingin mewujudkan impian kedua orang tuaku.
     Aku bangga sekali memiliki kedua orang tua yang sangat perhatian dan sayang denganku. Mereka tak pernah lelah untuk mengingatkanku disaat aku melakukan kesalahan. Mereka juga selalu menemaniku disaat aku terpuruk. Mereka lah yang menjadi tempat untuk mencurahkan isi hatiku.
     Bagiku bapak dan ibu adalah sosok terpenting dalam hidupku. Mereka adalah semangatku. Mereka pelita hidupku yang selalu menerangiku dalam kegelapan. Mereka adalah orang tua terhebat yang tak ada bandingnya didunia ini. I love you Dad and Mom...


Untaian kata part 3

     Aku bingung dengan keadaan ini. Keadaan dimana aku dan kamu tidak saling mengenal lagi. Aku tidak percaya saja jika saat ini kita memang sudah tidak ada ikatan lagi. Maksutku ikatan pertemanan. Iya, semenjak itu aku dan kamu seperti terbentang oleh jarak. Seolah-olah lupa dengan perkataan manismu yang akan tetap bersamaku dan menjadikanku terakhir dalam hidupmu.
     Bukannya aku belum bisa melupakanmu. Hanya saja aku menginginkan kita baik-baik saja tanpa ada caci maupun benci. Apa iya kalau sudah tidak ada hubungan lagi lalu kenangan yang sudah dilewati berdua dilupakan begitu saja? Apa iya kita harus jadi musuh? Apa iya setelah tidak bersama lagi harus melontarkan cacian satu sama lain? Bukankah kita harus saling memaafkan dan menganggap baik-baik saja seperti sedia kala?
     Aku tidak akan menuntutmu untuk kembali. Aku juga tidak memintamu harus selalu denganku. Hanya saja ingatlah aku dan kamu masih menjadi teman. Apa kamu lupa? teman yang baik menganggap kehadiran seorang temannya. Dan teman yang baik selalu menyapa meskipun hanya sekadar mengucap salam. Yang aku inginkan hanya menjadi temanmu seperti sedia kala.

Jumat, 19 September 2014

Untaian kata part 2

       "Setiap pertemuan pasti ada perpisahan". Cepat atau lambat pepatah ini akan terjadi pada siapapun. Termasuk aku. Iya, tentu ada airmata. Tentu saja ada semilir duka. Tapi aku percaya semua ini akan terlewati dan kembali baik-baik saja. Aku juga manusia biasa punya rasa rindu yang menggebu. Aku rindu menjadi diriku sendiri. Aku yang utuh, aku yang ku kenali, aku yang ku inginkan.
       Memang semua tak lagi sama. Tapi, percayalah ini yang terbaik. Jangan ada benci apa lagi caci. Kita telah dewasa. Bukankah dewasa berarti siap melepaskan dan juga merelakan?. Kita masih bisa bertemu dalam nyata atau dalam doa. Kita masih bisa saling membahagiakan. Dalam peluk, dalam tawa semanis dulu. Ini bukan kepergian. Kita hanya sama-sama ingin meraih tujuan. Tolong jangan anggap ini perpisahan.

My friendship

    Sesungguhnya sahabat yang baik adalah sahabat yang mensupport sahabatnya dikala sahabat itu sedang ditimpa kesedihan. Aku bersyukur mempunyai sahabat seperti kalian. Kalian selalu memberiku membuat hidupku ini menjadi warna-warni bak pelangi. Bahkan disaat aku jatuh karna cinta kalianlah yang membangkitkanku kembali dari semua keterpurukan itu.
    Tapi sayang sekali, kita dekat dan saling mengenal satu sama lain diakhir masa SMA kita. Dalam hitungan bulan lagi kita sudah terpisahkan oleh jarak dan waktu. Aku takut dikala nantinya kalian melupakanku dan tak menganggap kehadiranku.
    Sahabat, doaku hanya satu. Kalian sukses seperti apa yang kalian dan orang tua kalian harapkan. Dan pesanku adalah tetap mengingta persahabatan kita walau diluar sana kalian menemukan sahabat baru lagi. Terimakasih sahabat terbaikku.





Kamis, 18 September 2014

Untaian Kata part 1

       Aku bingung harus melakukan cara yang bagaimana lagi agar bisa melupakanmu sepenuhnya. Entah apakah dihatiku masih ada cinta atau tidak yang jelas terkadang aku merindukan segala hal yang pernah kita lewati berdua. Memang segalanya itu hanya berjalan tidak lebih dari 2 bulan. Tapi dalam waktu yang sesingkat itu bisa membuatku bertahan dan enggan untuk melepaskan. Terkadang aku bertanya-tanya pada diriku sendiri "Apakah kamu juga merasakan hal yang sama seperti apa yang ku rasakan saat ini?". Ku rasa jawabmu "TIDAK".
       Iya mungkin karna sekarang tingkah lakumu tak seperti dulu disaat kita saling menjaga satu sama lain. Karna kamu sudah sepenuhnya pergi dariku dan tak akan kembali lagi. Atau karna kamu sudah enggan mengenalku dan memilih untuk mencari cinta yang baru. Apapun itu yang jelas membuatku sakit untuk mengetahuinya.
       Aku sadar cintamu kini tak lagi aku. Mungkin pernyataan bahwa "Cinta memang tak harus memiliki" dan"Memilikimu takkan mungkin" itu pantas buat keadaanku sekarang.
       Bagiku kamu lah lelaki terindah yang pernah mengisi hari-hariku. Kamu lah sosok pria terhebat yang pernah membimbingku selama 2 bulan itu. Hanya satu kata yang dapat terucap dari bibirku ini "Terimakasih karna telah bersamaku".

~2November2014~

This is me :)

 
My Feeling© Designed by: Compartidisimo